BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retikulum
Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel
yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.
Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang
terdiri atas sistem membran
yang bentuknya tidak teratur mirip seperti jala. Di sekitar Retikulum
Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau cytosol.
Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi
dengan membran. Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear
envelope.
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu,
terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana
proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan
Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan
Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut
ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel
dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein
tersebut adalah enzim dan hormon.
Bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak
diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth
Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan
steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus
terdapat di beberapa organ seperti hati.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang
menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi
retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma
(RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
(kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan reticulum diturunkan dari
bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai
perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau
lubang seperti tabung di dalam sitoplsma. Lubang/saluran tersebut berfungsi
membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel
lainnya.
Berdasarkan uraian
diatas maka untuk memahami lebih jauh tentang retikulum endoplasma maka perlu
diadakan pengembangan pembahasan tentang retikulum endoplasma tersebut. Olehnya
itu makalah ini akan membahas bagaimana struktur dan proses fisiologis yang
terjadi pada retikulum endoplasma.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaiama
struktur retikulum endoplasma dan apa saja komposisi penyusunnya.
2.
Bagaimana
proses fisiologis yang terjadi di dalam retikulum endoplasma.
C. Manfaat
Manfaat dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai
bahan informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa biologi
2.
Sebagai salah
satu alat penilaian pada mata kuliah biologi sel
|
A.
STRUKTUR RETIKULUM ENDOPLASMA
Semua sel
eukariota mengandung retikulum endoplasma. Secara umum retikulum endoplasma
berperan sebagai jalur transportasi intraseluler bagi sel. Dikenal ada dua jenis
retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma halus dan retikulum endoplasma
kasar. Retikulum endoplasma halus berperan dalam sintesis protein dan sintesis
membran baru. Retikulum endoplasma kasar mengandung ribosom dan berperan untuk
sintesis protein dan modifikasi protein.
Gambar 7.1. Struktur
Retikulum Endoplasma
Ruang yang
terdapat di dalam retikulum endoplasma (RE) disebut lumen atau ruang sisternal
RE. Lumen RE terpisah dari sitosol oleh suatu membran tunggal (membran RE) yang
memudahkan komunikasi diantara kedua kompartemen ini. Membran RE
berkesinambungan dengan membran luar inti.
Struktur
membran retikulum endoplasma sesuai dengan model membran mosaik cair dari
Singer dan Nicolson. Dalam beberapa hal, membran retikulum endoplasma berbeda
dengan membran plasma, antara lain :
a. Ketebalan membran
Membran plasma
lebih tebal dari membran reticulum endoplasma. Membran plasma memiliki
ketebalan berkisar antara 8-10 nm, sedangkan membran retikulum endoplasma memiliki
ketebalan berkisar 5 nm.
b. Rasio protein
Jumlah protein
yang terdapat dalam membran plasma lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
protein yang terdapat dalam membran retikulum endoplasma. Hal tersebut menyebabkan
struktur membran pada retikulum endoplasma lebih stabil dari pada membran
plasma.
c. Rasio kolesterol
Konsenstrasi
kolesterol yang terdapat pada membrane plasma lebih sedikit dibandingkan dengan
konsentrasi kolesterol yang terdapat pada membran reticulum endoplasma.
d. Fluiditas
Membran plasma
lebih bersifat cair dibandingkan dengan membran retikulum endoplasma. Hal ini
disebabkan karena kandungan protein yang terdapat pada membran plasma lebih
sedikit dibandingkan dengan membran reticulum endoplasma.
Perbandingan tebal antara membran
retikulum plasma dengan membran retikulum endoplasma ditunjuk-kan pada gambar
7.2
Gambar 7.2 Perbandingan
tebal membran plasma (A) dengan membrane Retikulum endoplasma (B) (Thorpe,
1984).
Retikulum
endoplasma merupakan suatu alat yang bekerja untuk memisahkan molekul-molekul
baru yang di sintesis di dalam sitosol dan yang tidak di sintesis di dalam sitosol.
Selain itu, juga berperan sebagai pusat biosintesis makromolekul yang digunakan
untuk membangun organelorganel seluler yang lain. Lipida, protein, dan kompleks
karbohidrat di transpor ke badan golgi, ke membran plasma atau ke lisosom atau
ke bagian luar sel.
B.
MACAM RETIKULUM ENDOPLASMA
Berdasarkan
topografi membrannya, reticulum endoplasma dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Retikulum endoplasma kasar
2. Retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma kasar terdapat
dalam bentuk lamella berupa kantung-kantung yang pipih, sedangkan retikulum
endoplasma halus atau licin biasanya dalam bentuk vesikula atau tubulus.
Retikulum endoplasma kasar umumnya dijumpai pada sel-sel yang dikhususkan untuk
mengsekresi protein seperti sel-sel asinar pankreas, sel-sel plasma yang mengekskresikan
antibodi atau pada sel-sel yang aktif mengsintesis membran misalnya sel telur
muda atau sel-sel batang pada retina. Retikulum endoplasma kasar merupakan tempat
berlangsungnya sintesis protein yang ditunjukkan untuk (i) digetahkan atau
disekresikan, (ii) sintesis untuk membran, dan (iii) organel-organel intra
membran lainnya.
Gambar
7.3. RE kasar dan RE halus
Pada permukaan
hyaloplasmik membran reticulum endoplasma kasar, terdapat partikel-partikel
ribosom yang menempel atau tertanam. Sedangkan pada reticulum endoplasma halus,
membrannya tidak memiliki partikel ribosom. Ribosom-ribosom (80S, 60S dan 40S)
melekat pada membrane retikulum endoplasma melalui perantaraan glikoprotein
khusus yang disebut riboforin. Riboforin ini merupakan reseptor
untuk partikel ribosom dengan BM 63.000 dan 65.000 dalton (gambar 8.4).
Gambar 7.4 Partikel
ribosom yang terikat pada riboforin yang terdapatPada membran retikulum
endoplasma kasar (Thorpe, 1984)
Riboforin
merupakan protein integral membran yang terdapat pada retikulum endoplasma
kasar. Bagian ribosom yang berasosiasi dengan kompleks ribosom adalah ribosom
sub unit besar. Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa membran retikulum
endoplasma dan membran sel pada umumnya bukan hanya asimetris dari aspek strukturalnya,
tetapi juga simetris dari aspek fungsionalnya. Berdasarkan bentuknya, RE dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : RE berbentuk lamella, RE berbentuk
versikula, dan RE berbentuk tubulus.
Retikulum
endoplasma halus, permukaan hyaloplasmiknya tidak mengandung ribosom. Oleh
sebab itu, sering dinamakan retikulum endoplasma agranuler. Retikulum endoplasma
halus terutama terdapat di dalam sel yang memegang peranan penting dalam
metabolisme lipida, dan mempunyai peranan dalam sintesis kolesterol dan
metabolisme hormon-hormon steroid. Retikulum endoplasma halus mengandung
enzim-enzim yang dibutuhkan untuk sintesis lipoprotein, misalnya sel-sel
hepatosit. Selain itu, juga mengandung enzim-enzim yang berperan dalam
detoksifikasi, misalnya enzim sitokrom p450.
Retikulum
endoplasma kasar memiliki daerah yang sebahagian besar tidak mengandung
ribosom. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah peralihan, karena dari situlah
dibentuk vesikula-vesikula transpor atau vesikula transisi atau retikulum
endoplasma transisi. Vesikula-vesikula tersebut megandung protein atau lipida
yang diangkut secara intraseluler.
Vesikula-vesikula
transisi atau vesikula transport berperan mengangkut makromolekul (protein)
dari reticulum endoplasma. Di dalam vesikula transport terdapat protein yang larut
yang berasal dari lumen retikulum endoplasma (protein sekretori) atau protein
yang terikat pada membran vesikula (protein membran). Vesikula-vesikula dapat
bergabung dengan membran sasaran dan melepaskan isinya. Membran vesikula merupakan
bagian dari membran sasaran.
Pada sel-sel
yang aktif mensintesis hormon steroid, retikulum endoplasma licin atau halus
memiliki enzim-enzim untuk sintesis kolesterol, yang merupakan prazat untuk
sintesis hormon steroid. Sintesis lipida berlangsung di dalam reticulum endoplasma
licin. Semua lipida yang dibuat di dalam sel disintesis pada membran retikulum
endoplasma kecuali fosfatildilgliserat dan kardiolipin.
Gambar 7.5. Pembentukan
vesikula transport pada Retikulum endoplasma
C.
KOMPOSISI KIMIA RE
Pada hati
tikus, membran mikrosom mengandung protein sekitar 60-70% dan fosfolipida
sekitar 100%. Tidak kurang dari 33% polipeptida dengan sifat-sifat fisika dan
kimia yang berbeda terdapat pada membran
mikrosom. Fosfolipida mikrosom tersebar dengan perbandingan kira-kira 55% fosfolipida
kolin, 5-10% fosfatidilkolin, 20-25% fosfatidiletanolamin, 5-10%
fosfatidilinositol, dan 4-7% sfingomielin.
Mikrosom
bukanlah suatu organel, melainkan hasil isolasi dari membran retikulum
endoplasma yang berbentuk vesikula yang diperoleh setelah membran reticulum endoplasma
dihomogenisasi. Pada umumnya membran reticulum endoplasma lebih kaya dengan
fosfatidilkolin dan sfingomielin.
Di dalam
retikulum endoplasma, terdapat enzim glukosa- 6-fosfatase yang merupakan
enzim maker untuk reticulum endoplasma. Enzim maker tersebut memiliki
peran yang sangat penting dalam metabolisme karbo-hidrat. Sedangkan enzim terbanyak
adalah Cytochrom p-450 dan merupakan 10% dari protein mikrosom
Tabel 8.1
menunjukkan topografi berbagai jenis enzim yang terdapat pada retikulum
endoplasma. Semua enzim-enzim tersebut kecuali Cytokhrom p450 terdistribusi
secara asimetris pada membran, yaitu ada yang terletak pada permukaan luminal
atau sisternal, dan yang lain pada permukaan hyaloplasmik. Sitokrom b5
merupakan protein integral membrane dengan berat molekul 11.000 dalton dan
terletak pada permukaan hyaloplasmik dan retikulum endoplasma (Thorpe, 1984).
Tabel 8.1 Lokasi berbagai jenis enzim pada membran
reticulum endoplasma (Thorpe, 1984)
Nama Enzim
|
Lokasi Enzim
|
Cytochrom 65
NADH-Cytochrom b5
reduktase
NADPH-Cytochrom c
reduktase
Cytochrom p-450
ATP-ase
Nukleosida pirofosfatase
CDPmannosil transferase
Nukleosida difosfatase
Glukosa-6-fosfatase
B-Glukoronidase
|
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma dan
lumen RE
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma
Permukaan sitoplasma
|
Dari berbagai hasil penelitian
disimpulkan bahwa untuk enzim sitokrom b5 yang memiliki kepala hidrofilik yang mengandung
tempat katalitik, terekspor ke permukaan hyaloplasmik atau permukaan
sitoplasmik. Sedang-kan bagian ekor yang bersifat hidrofobik dan tidak
mempunyai aktivitas katalitik terendam di dalam bilayer lipida membrane.
Gambar 7.6 Sitokrom b5
dengan kepala terorientasi ke arah permukaan hyaloplasmik
D.
BIOSINTESIS PROTEIN RE
Pada retikulum
endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein.
Sebagain dari protein tersebut akan menjadi protein transmembran, dan sebagian yang
lain dimasukkan kedalam sistem retikulum endoplasma. Protein transmembran
diperuntukkan untuk membran sell atau membran organel-organel lain, sedangkan
protein yang dilepaskan ke dalam sisterna diperuntukkan bagi organelorganel sel
atau untuk disekresikan.
Sintesis protein pada retikulum endoplasma
melibatkan dua reseptor, yaitu :
(i)
reseptor yang mengenali ribosom sub unit besar dengan
rantai polipeptidanya yang baru terbentuk dan
(ii)
(ii) reseptor yang mengikat ujung 3’mRNA yang pada
eukariota ditandai dengan poli A. Sintesis protein dilakukan oleh polisom atau
ribosom pada membran retikulum endoplasma. Pada mRNA terdapat kodon untuk
protein isyarat (signal peptida).
Tahap-tahap berlangsungnya
sintesis protein membran reticulum endoplasma adalah sebagai berikut :
1.
mRNA keluar dari inti dan berlekatan dengan ribosom
untuk memulai sintesis protein. Ribosom pada mRNA bergerak menuju kodon star,
dan selanjutnya mentranslasi kodon untuk protein isyarat menghasilkan protein
isyarat atau signal peptida. Translasi berlangsung di dalam sitosol, dan di
dalam sitosol terdapat partikel pengenal isyarat (signal recognition
particel = SRP).
2.
Protein isyarat (signal peptide ) berikatan
partikel pengenal isyarat. Protein pengenal isyarat selanjutnya terikat pada reseptor
yang terdapat pada permukaan membran reticulum endoplasma
3.
Ikatan antara protein pegenal isyarat dengan
reseptornya menyebabkan saluran translokasi protein pada membrane RE terbuka
dan memungkinkan polipeptida (protein isyarat) masuk ke dalam lumen retikulum
endoplasma. Untuk sementara sintesis protein terhenti hingga protein isyarat menembus
celah yang terdapat pada membran reticulum endoplasma.
4.
Setelah protein isyarat menembus membran reticulum endoplasma,
sintesis polipeptida baru dimulai. Protein isyarat yang terdapat di dalam lumen
retikulum endoplasma selanjutnya dilepaskan oleh signal peptidase.
5.
Seiring dengan terlepasnya protein
isyarat, perpanjangan polipeptida berlangsung di dalam lumen hingga ribosom mencapai
kodon stop. Selanjutnya polipeptida baru dilepaskan kedalam lumen. Ribosom yang
telah selesai melaksanakan translasi mengalami disosiasi dan terlepas di dalam
sitoplasma.
Gambar 7.7. Sintesis
Protein pada Ribosom yang menempel pada membrane reticulum endoplasma
Selain itu
sintesis protein pada membrane reticulum endoplasma,, sintesis protein juga
dapat berlangsung di dalam sitoplasma yang dilakukan oleh ribosom atau polisom.
(Albert et. al 1983). Terdapat perbedaan target antara protein yang disintesis
di dalam sitoplasma oleh ribosom bebas dengan protein yang disintesis oleh
ribosom yang terikat pada permukaan membrane retikulum endoplasma kasar.
Sintesis protein yang disintesis oleh ribosom bebas di dalam sitoplasma ditujukan
untuk antara lain protein inti, protein mitokondria, protein kloroplas dan
protein peroksisom. Sintesis protein yang berlangsung pada ribosom yang terikat
membran reticulum endoplasma kasar ditujukan untuk antara lain protein membrane
plasma, protein vesikula sekresi dan protein lisosom. (Allar, 2005a).
Gambar 7.8. Target
sintesis protein
Seperti
diuraikan sebelumnya bahwa sitosol mengandung dua populasi ribosom, yaitu
ribosom bebas dan ribosom yang menempel pada retikulum endoplsma kasar. Kedua
set ribosom tersebut secara struktural identik (Allar, 2005b). Ribosom yang
mentranslasi protein yang diperuntukkan untuk RE melekat pada permukaan
hialoplasmik membran retikulumendoplasma. Ribosom yang mensintesis protein
sitoplasma tetap dalam keadaan bebas di dalam sitoplasma. Protein yang disintesis
pada ribosom yang menempel pada RE ditranslokasi ke dalam lumen melalui saluran
aqueous yang ada pada membran RE.
Shennan (2005)
mengemukakan adanya perbedaan antara translokasi protein terlarut dan yang
diperuntukkan untuk membran. Untuk protein yang diperuntukkan pada membrane RE,
protein pengenal isyarat (SRP) lebih dahulu dilepaskan pada saat translokasi
berlangsung. Selanjutnya ribosom sub unit besar menempel pada saluran
translokasi dan sintesis protein dilanjutkan.
Gambar 7.9. Sintesis
protein membrane RE
Integrasi
protein transmembran sederhana ke dalam membrane RE erat kaitannya dengan
proses translokasi. Beberapa protein transmembran tertanam ke dalam membrane RE
dari pada ditranslokasi secara sempurna. Signal peptide menginisiasi
translokasi secara normal. Pada protein transmembran terdapat tambahan urutan
asam amino hidrofobik yang aktif sebagai stop transfer sequence, dan mencegah
translokasi lebih lanjut. Stop transfer sequence dilepaskan secara
lateral ke dalam membran untuk berperan sebagai jangkar membran
Gambar 7.10. Translokasi
protein transmembran RE
Gambar 7.11. Translokasi
protein terlarut pada membran RE
Untuk protein
terlarut, mekanismenya sama dengan translokasi yang berlangsung pada protein
transmembran, hanya protein ini tidak memiliki urutan asam amino hidrofobik yang
aktif sebagai stop transfer sequence, sehingga translokasi berlangsung
sempurna (Shennan, 2005).
E.
GLIKOSILASI
Sebagian besar
protein yang masuk ke dalam sisterna atau lumen retikulum endoplasma mengalami
glikosilasi sebelum diangkut ke bagian lain dari sel. Glikosilasi pendahuluan
berlangsung di dalam retikulum endoplasma dimana karbohidrat dipindahkan ke
protein dan menghasilkan glikoprotein, yaitu suatu molekul yang memiliki rantai
oligosakarida
Gambar
7.12. Ikatan kovalen antara oligosakarida dengan gugus NH2 dari residu
asparagin
Molekul-molekul
oligosakarida tersebut terikat pada fosfolipida (fosfatidilkolin). Pada mulanya
oligosakarida tersebut terikat pada lipida membran dengan orientasi ke arah sitoplasma.
Melalui bantuan enzim pemindah yang disebut flipase, fosfatidilkolin dipindahkan
melalui gerakan flip-flop. Sehingga ia berada pada permukaan luminal dari reticulum
endoplasma. Rantai oligosakarida ini terdiri dari 14 buah monosakarida yang
terdiri atas dua molekul N-acetyl glukosamin (Nag), 9 molekul mannosa (man),
dan 3 molekul glukosa.
Oligosakarida
terikat secara kovalen pada gugus NH2 residu asparagin (Oligosakarida berikatan
N), kadang-kadang terikat pada gugus OH, suatu residu serin, treonin atau hidroksilisin.
Pemindahan oligosakarida ke molekul protein dibantu oleh enzim transmembran,
yaitu glukosil transferase. Pada waktu oligosakarida masih berada di dalam
lumen retikulum endoplasma, satu mannosa dan tiga unit glukosa dihilangkan, dan
selanjutnya glikoprotein dipindahkan ke permukaan kompleks golgi.
Gambar 7.13. Glikosilasi
F.
HOMEOSTASIS GLUKOSA DARAH
Glukosa-6-fosfatase
adalah enzim retikulum endoplasma bebas dari bentuk tesfosforilasi di dalam sel
hati. Oleh sebab itu, glukosa-6-fosfatase berperan menjaga tingkat homeostasis glukosa
dalam darah. Reaksi secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Glukosa-6-P + H20 -----_
Glukosa + Pi
2. PPi + H20 -----------_ 2 Pi
3. PPi + Glukosa -----------_
Glukosa-6-P + Pi
4. Karbamil-P + Glukosa
--------_ Glukosa-6-P
G.
SINTESIS LESITIN
Lesitin atau
fosfatidilkolin disintesis dari asam lemak, gliserolfosfat dan kolin. Sintesis
lesitin terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap I, II, dan III. Setiap tahap
dikatalisis oleh enzim terlarut dalam bilayer lipida retikulum endoplasma.
Tempat aktivitas enzim mengarah ke sitosol (Gambar 6.13). Tahaptahap sintesis
lesitin adalah sebagai berikut :
Tahap I
Asiltransferase menggabungkan asam lemak fosfat KoA menghasilkan asam
fosfatidat.
Tahap II Asam
fosfatidat membebaskan gugus fosfat oleh enzim fosfatalase, berbentuk
digliserida.
http://www.life.umd.edu/classroom/bsci421/goode/lectures/420L200Pro%20Glycos%20&%20SER
.
Tahap III
Kolinfosfotransferase menggabungkan gliserida dengan CPP kolin menghasilkan
fosfati-dilkolin atau lesitin.
H.
SINTESIS KOLESTEROL
Biosintesis
kolesterol yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma melibatkan sejumlah
enzim. Enzim-enzim tersebut ada dalam bentuk enzim terlarut, dan yang lain
dalam bentuk enzim yang terikat pada membran. Tahap-tahap sintesis ditunjukkan
pada gambar 8.15. Pada gambar 8.15 diatas, menunjukkan bahwa kolesterol
disintesis dari asetat dan secara bertahap menghasilkan
_-hidroksi-_-metilglutaril coenzim A (HMG-CoA). HMG-CoA selanjutnya diubah
menjadi mevalonat dengan bantuan enzim HMG-CoA reduktase yang merupakan enzim
terikat membran. Mevalonat selanjutnya diubah secara bertahap menjadi Fernesyl
pirofosfat.
Semua enzim
yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Fernesyl pirofosfat. Semua
enzim yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Farnesyl pirofosfat
merupakan enzim-enzim terlarut. Farnesyl pirofosfat selanjutnya diubah menjadi
squalen dengan bantuan squalen sintetase. Enzim squalen sintetase merupakan enzim
yang terikat membran. Squalen sintetase selanjutnya diubah secara bertahap
menjadi kolesterol. Semua enzim yang membantu dalam proses perubahan squalen
menjadi kolesterol merupakan enzim-enzim yang terikat membran.
I.
SINTESIS HORMON STEROID
Prekursor
untuk biosintesis hormon steroid adalah kolesterol yang disintesis dari asetat.
Untuk berlangsungnya proses tersebut, diperlukan kerja sama dengan mitokondria.
Kolesterol
sendiri disintesis di retikulum endoplasma halus. Kolesterol yang dihasilkan
dibawa ke mitokondria dan diproses lebih lanjut hingga menghasilkan
pregnenolon. Kemudian pregnenolon diubah secara bertahap melalui serangkaian
reaksi enzimatis menjadi hormon steroid seks, misalnya testosteron. Selain itu
kolesterol juga dapat dijadikan prekuersor untuk pembentukan hormon-hormon
aldosteron seperti mineralokortikoid dan hormon kortisol.
J.
SINTESIS GLIKOPROTEIN
Berbagai jenis protein yang akan
ditranspor ke bagian luar sel biasanya dalam bentuk glikoprotein. Proses awal
dari pembentukan glikoprotein berlangsung didalam lumen reticulum endoplasma
melalui proses glikosilasi seperti yang telah dibahas pada bagian terdahulu.
Retikulum endoplasma dengan sendirinya terlibat di dalam modifikasi berbagai
jenis protein sekretori melalui penambahan residu karbohidrat pada ujung proksimal
dari polipeptida dan proses selanjutnya berlangsung di dalam badan golgi.
K.
SISTIM HIDROKSILASI
Retikulum
endoplasma secara kimiawi memodifikasi xenobiotiks, yaitu bahan-bahan toksik
yang berasal dari dalam dan luar sel. Retikulum endoplasma membuat bahan-bahan tersebut
menjadi lebih hidrofilik sehingga lebih mudah disekresi. Bahan-bahan tersebut
antara lain obat-obatan, insektisida, obat bius, hasil-hasil petrolium dan
bahan-bahan karsinogen lainnya. Dengan demikian retikulum endoplasma berperan
dalam mendetoksifikasi berbagai bahan-bahan toksik yang terdapat di dalam sel.
L.
HUBUNGAN RETIKULUM ENDOPLASMA DENGAN
SISTIM MEMBRAN LAIN
Didalam
sitoplasma, terdapat sejumlah organel-organel berbatas membran seperti
mitokondria, lisosom, badan golgi, mikrobodi dan inti. Retikulum endoplasma
bersama-sama dengan sistim membran yang lain membentuk suatu jalinan di dalam
sel yang disebut jaringan rongga sel (Cytocavity). Jalinan rongga sel tersebut
memisahkan sel menjadi dua kompartemen, yaitu kompartemen sitoplasma dan
kompartemen rongga dalam (intracavity). Dengan satu sisi mengarah ke sitosol
dan sisi yang lain menghadap ke lumen jalinan rongga sel.
Jalinan rongga
sel pada umumnya dan reticulum endoplasma pada khususnya membentuk suatu sistim
peradaran didalam sel dan enzim-enzim disebarkan secara meluas untuk aktivitas katabolisme dan
anabolisme. Dengan adanya jalinan rongga sel tersebut, maka substrat-substrat
yang penting dengan cepat mencapai bagian dalam sel dengan cara fusi membran
dan gerakkan membran. Sehingga bahan-bahan yang disintesis dan dirakit dibagian
dalam sel dapat dengan cepat diangkut ke permukaan sel.
Bila sistim
membran tidak dinamis, maka substrat tidak mampu berdifusi ke enzim-enzimnya
secepat yang diinginkan. Demikian pula bahan-bahan sisa dan bahan pembangun
yang penting tertimbun sehingga mencapai konsentrasi yang tidak berguna.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Terdapat dua bentuk reticulum
endoplasma (RE) yaitu RE kasar dan RE halus. RE kasar dibagian permukaanya
terdapat / melekat unit ribosom. Karena mengandung ribosom maka RE ini berperan
dalam sintesis protein dan modifikasi protein.
Sedangkan RE halus, permukaan
hyaloplasmiknya tidak mengandung ribosom. RE halus berfungsi dalam sintesis
lemak dalam pembentukan membrane baru.
2.
Komposisi kimia membrane RE lebih
kaya dengan fosfatidilkolin dan sfingomielin. Di dalam retikulum endoplasma,
terdapat enzim glukosa- 6-fosfatase yang merupakan enzim maker untuk
reticulum endoplasma. Selain itu terdapat enzim lainnya yaitu Cytochrom 65, NADH-Cytochrom
b5 reduktase, NADPH-Cytochrom c reduktase, Cytochrom p-450, ATP-ase, Nukleosida
pirofosfatase, CDPmannosil transferase, Nukleosida difosfatase, Glukosa-6-fosfatase,
B-Glukoronidase
3.
Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom
melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan menjadi
protein transmembran, dan sebagian yang lain dimasukkan kedalam sistem
retikulum endoplasma. Protein transmembran diperuntukkan untuk membran sell
atau membran organel-organel lain, sedangkan protein yang dilepaskan ke dalam
sisterna diperuntukkan bagi organelorganel sel atau untuk disekresikan.
4.
Sebagian besar protein yang masuk ke dalam sisterna atau
lumen retikulum endoplasma mengalami glikosilasi sebelum diangkut ke bagian
lain dari sel. Glikosilasi pendahuluan berlangsung di dalam retikulum
endoplasma dimana karbohidrat dipindahkan ke protein dan menghasilkan glikoprotein,
yaitu suatu molekul yang memiliki rantai oligosakarida
5.
Biosintesis kolesterol yang berlangsung di dalam retikulum
endoplasma melibatkan sejumlah enzim. kolesterol disintesis dari asetat dan
secara bertahap menghasilkan -hidroksi--metilglutaril
coenzim A (HMG-CoA). HMG-CoA selanjutnya diubah menjadi mevalonat dengan
bantuan enzim HMG-CoA reduktase yang merupakan enzim terikat membran. Mevalonat
selanjutnya diubah secara bertahap menjadi Fernesyl pirofosfat. Farnesyl
pirofosfat selanjutnya diubah menjadi squalen. Squalen selanjutnya diubah
secara bertahap menjadi kolesterol.
6.
Kolesterol sendiri disintesis di retikulum endoplasma halus.
Kolesterol yang dihasilkan dibawa ke mitokondria dan diproses lebih lanjut
hingga menghasilkan pregnenolon. Kemudian pregnenolon diubah secara bertahap
melalui serangkaian reaksi enzimatis menjadi hormon steroid seks, misalnya
testosteron. Selain itu kolesterol juga dapat dijadikan prekuersor untuk
pembentukan hormon-hormon aldosteron seperti mineralokortikoid dan hormon
kortisol
B.
Saran